RELIGION FOCUS

33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (At Thoubah : 33)
Hadirin Rahimakumullah
Pada hari yang mulia ini, ditempat yang mulia ini, dan di suasana yang berbahagia ini, marilah kita berikrar untuk bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan berusaha secara optimal untuk menjauhi semua larangan-Nya.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Menghadapi tantangan zaman yang semakin mengglobal serta jaringan Dajal yang telah merasuki seluruh denyut kehidupan manusia, seharusnya ada semacam tekad yang sungguh-sungguh diantara kita. Yaitu, tekad bahwa gerakan kaum ingkar tidak mungkin dihadapi secara individu, kecuali dalam satu tatanan persatuan umat (ittihadul-ummah) yang hanya berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kekuatan, kekompakan, kecerdasan, serta ambisi kaum Dajal matrialistis tersebut bukan sebuah ilusi, tetapi benar-benar nyata. Bukan hanya dapat dibuktikan secara faktual, tetapi diperingatkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Sehingga, tidak ada satu cara pun untuk menghadapi mereka kecuali membangun akidah dan pemahaman agama secara komprehensif bagi generasi muda agar mereka mampu menghadapi tantangan global dan memenangkannya,
sebagaimana termaktub dalam surat at-Taubah:33, yg telah dibacakan pada awal khutbah tadi
al-Fath:28,
               
28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.
dan ash-Shaff:9.
              
9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Hadirin
Sebagaimana diketahui, agama-agama formal di dunia Barat telah kehilangan nilainya sebagai pegangan hidup. Hal ini dimanfaatkan olehnya dengan membuat agama-agama palsu dengan memperkenalkan berbagai aliran-aliran okultisme mistik yang direkayasa dan dipromosikan melalui berbagai media sebagai agama baru yang bersifat menipu dan hanyalah sebuah angan-angan belaka (deceptive).
Pengaruh aliran filsafat neo-Platonisme (paham Plato, ed.) yang banyak mempengaruhi agama Kristen telah memperkuat kecenderungan dunia Barat untuk melahirkan berbagai aliran mistik okultis yang dikemas dan dipropagandakan dengan bahasa rasional dan penuh dengan janji-janji.
Sehingga, kemudian orang-orang yang dalam keadaan depresi sangat mudah terpengaruh untuk menerimanya. Di satu pihak, falsafah aliran Aristoteles yang
banyak mempengaruhi agama Yahudi lebih menekankan pada pendekatan yang
menonjolkan rasio telah menafsirkan berbagai ayat Bibel (Alkitab) dengan semangat Judaisme zionistik, di mana ada semacam misi imperialistik untuk
menguasai dunia dalam bentuk yang lebih rasional. Sebagaimana diketahui,
agama Yahudi bukanlah agama misionaris sehingga semangat ekspansi zionisnya bukan atas dasar berapa banyak orang harus beragama Yahudi, tetapi
berapa banyak orang dikuasai oleh paham-paham rasionalitasnya, sebagaimana telah dibahas sebelumnya, yaitu melalui penguasaan teknologi, moneter, dan konspirasi global. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan daabatam minal ardhi (binatang melata dari dalam bumi), yaitu sosok bangsa yang selama ini berada di bawah tanah, yang melakukan gerakan rahasia. Dan pada milenium ketiga ini, sosok tersebut akan menampakkan wujudnya secara terang-terangan untuk menguasai dunia serta menyingkirkan umat beragama, terutarna umat Islam.
Kunci untuk membendungnya tidak lain adalah memperkokoh seluruh tatanan sistem dan derap kehidupan, sesuai dengan Sunnah Rasul, sebagaimana firman-Nya:
            
45. Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung.
[620] Maksudnya Ialah: memperbanyak zikir dan doa. (al-Anfal: 45).
Oleh sebab itu, kalau memang iman sudah bersemayam di dalam hati dan penuh dengan kerinduan akan persatuan dan kekuatan umat, kiranya ada baiknya kita mentafakuri makna dari shalat berjamaah, yaitu shalat wajib yang dilaksanakan lebih dari satu orang, yang nilai pahalanya lebih dibandingkan dengan shalat sendirian atau munfarid. Beberapa isi kandungan etika yang dikaitkan dengan nilai dan prinsip shalat berjamaah, diantaranya sebagai berikut:
1. Apabila iqamat sudah dilaksanakan maka diwajibkan untuk segera menetapkan, menunjuk, dan memilih siapa yang akan menjadi imam dalam shalat berjamaah, juga kewajiban untuk meluruskan shaf (baris).
2. Dilarang untuk mendahului imam, baik dalam gerakan maupun bacaan.
3. Dilarang mengeraskan suara bacaan melebihi ucapan atau suara imam.
4. Kewajiban untuk melakukan gerakan yang kompak diantara sesama makmum, setelah terlebih dahulu mendapatkan isyarat sempurna dari imam.
5. Dilarang membuat jamaah baru, apabila jamaah yang awal belum selesai (menutup salam), bahkan kepada makmum yang tertinggal (masbuk) diharuskan untuk segera bergabung dengan jamaah.
6. Diwajibkan mengikuti seluruh gerakan imam tanpa "mencadangi-nya", kecuali apabila imam berbuat salah baik dalam ucapan maupun gerakannya, maka kewajiban makmum untuk menegurnya dengan mengucapkan, "Subhanallah."
Hadirin siding jum’ah yang berbahagia
Alangkah indahnya prinsip yang terkandung dalam tatanan shalat berjamaah. Di dalamnya tersirat suatu pesan yang teramat dalam untuk dijadikan bahan renungan bagi setiap pribadi muslim yang sedang berjuang untuk meraih keindahan dan kelezatan iman. Sehingga pantaslah ia untuk disebut sebagai seorang mukmin. Prinsip iqamat menunjukkan suatu simbolisasi bahwa mereka yang telah berkumpul untuk niat (shalat berjamaah) yang sama, harus segera mengumandangkan iqamat. Dengan panggilan iqamat tersebut, terputuslah segala urusan dengan dunia luar, tidak ada lagi yang melakukan pekerjaan lain, kecuali dengan penuh tanggung jawab memenuhi seruan iqamat untuk segera melaksanakan shalat berjamaah.
Iqamat adalah lambang yang menyerukan persiapan untuk menuju pada satu arah kiblat yang sama, yaitu Ka'bah Baitullah. Ruku yang sama, iktidal yang sama, bahkan ucapan serta niat yang sama. Dengan niat yang sama ini, mereka segera menunjuk imam shalat. Seakan-akan, hal itu merupakan suatu simbol agar kaum mukmin segera menunjuk siapa pemimpinnya, yang secara akrab, transparan dapat menuntun hidup dan kehidupannya yang maslahat dalam tatanan suara takbir yang indah. Di dalam hubungan makmum dan imam ini, terlihat pula "prinsip demokrasi" yang dilambangkan melalui suatu norma bahwa apabila imam berbuat salah, baik dalam ruku’ maupun bacaannya, maka makmum dapat mengoreksinya dengan mengucapkan subhanallah atau meluruskan bacaannya yang benar. Demikian pula, apabila secara nyata imam telah batal maka imam tersebut harus secara konsekuen segera mundur (untuk memperbaiki wudhunya) dan segera diganti oleh makmum di belakangnya untuk meneruskan shalat berjamaah.
Kewajiban untuk meluruskan shaf adalah suatu prinsip yang menunjukkan satu simbol manajemen serta pengelolaan jamaah yang berpadu dan bagaikan benteng yang kokoh-seperti yang disebutkan dalam surat ash-Shaff: 4
•          • 
4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
--bahu bersentuhan dengan bahu yang lain, barisannya lurus, sehingga tidak satu pun ada ruang yang kosong yang memberi peluang kepada setan untuk merusak dan menggoda kekhusyu'an shalat berjamaah.
Rasulullah saw bersabda, "Imam itu untuk diikuti", sehingga kita pun mafhum bahwa yang dimaksudkan dengan "diikuti", tentunya berada di belakang, dan bergerak sesuai dengan komando sang imam. Kepatuhan inilah yang menyebabkan sempurnanya jamaah. Dilarangnya makmum mengeraskan suara melebihi imam, adalah suatu perlambang bahwa para makmum tidak diperkenankan untuk mengambil tindakan atau menyempal di luar apa yang ditetapkan oleh pemimpinnya. Karena dalam prinsip berjamaah ini, seluruh tatanan gerak harus di bawah satu kepemimpinan. Penyempalan atau tindakan lain hanya akan membatalkan makna dan kesempurnaan shalat itu sendiri.
Selama gerakan shalat berjamaah belum selesai, dan ada orang yang tertinggal atau baru memasuki ruang masjid/musholla , maka orang yang baru datang tersebut (makmum masbuk), wajib bergabung dan masuk diantara shaf yang ada, kemudian dengan khusyu' mengikuti seluruh gerakan imamnya. Prinsip ini seakan memberikan suatu simbolisasi bahwa seorang muslim tidak diperbolehkan untuk menyempal, membuat gerakan sendiri, padahal sudah ada shaf yang bergerak terlebih dahulu.
Inilah tatanan dalam shalat berjamaah yang ternyata mengandung nilai-nilai serta prinsip yang menunjukkan suatu perlambang agar umat Islam wajib berjamaah, apabila sudah berada dalam satu tempat, waktu shalat, dan telah mengumandangkan iqamat. Di dalam Al-Qur'an pun banyak disebutkan tentang wajibnya kita hidup berjamaah. Bahkan, pertolongan Allah hanya diberikan kepada setiap mukmin yang hidup berjamaah (yadullah fauqal jamaah), penuh persaudaraan, tidak pernah berbantah bantahan, saling mengasihi dalam suka dan duka yang dibalut oleh cahaya ukhuwah semata.
Mudah mudahan kita selalu istiqomah untuk melaksanakan sholat berjamaah demi kejayaan umat Islam serta kita dilimpahi rahmat, taufik dan hidayah serta dijauhkan dari segala bencana dan musibah, dilindungi dari godaan iblis dan syaithon, dan kita memohon agar diberi keselamatan di dunia sampai di negeri akhirat. Amin3x